
Uang di tangan, keinginan makin susah ditahan karena kita harus membeli smartphone idaman. Tapi muncul masalah berikutnya, mana model yang perlu dipilih dari beragam brand smartphone yang resmi (maupun tidak) yang tersedia di Indonesia.
Kita pun membuka aplikasi Youtube dan mencari channel seperti MKBHD atau MrWhoseTheBoss atau bahkan Gadgetin dan Jagat Review kalau mencari presentasi dengan bahasa sehari-hari. Pilihan pun makin mantap meminang produk berkat penuturan mereka. Akhirnya memproses pembayaran dan tinggal menunggu kurir mengetuk pintu rumah sambil membawa paket.
Suka atau tidak, kita makin berhati-hati dengan janji manis tim marketing setiap brand yang pasti memperkenalkan produk mereka dari sisi terbaiknya saja. Kita sebagai konsumen terus belajar untuk tidak menelan mentah-mentah itu semua. Itulah kenapa, hadirnya sosok Marquees Brownlee lewat channel MKBHD, atau David Brendi yang selalu menyapa ramah dengan “Halo gaes, David di sini” di channel Gadgetin menjadi sosok yang kita andalkan sebagai pihak yang memberi suara dalam pergulatan di dalam benak: “Apakah aku harus beli produk ini”
Apa yang dilakukan dua orang itu? Mereka mengulas atau me-review produk di channel masing-masing, apa kelebihan yang menjadi alasan kuat dipilih, terkadang juga catatan yang perlu juga dipertimbangkan sebelum meminang. Ditimpali dengan gambar indah tentang produk itu saat digenggam, diputar dari berbagai sudut hingga uji coba kemampuan kamera atau kemampuan menjalankan game.
Video review menawarkan pengalaman yang kadang tidak didapatkan sewaktu belanja langsung ke toko. Yang kita hadapi di sana adalah live demo unit (LDU) atau unit untuk dicoba calon konsumen yang pengalamannya terbatas, biasanya diikat di meja sehingga tidak leluasa dirasakan pengalamannya. Di video review, kita dapat kesan dan pengalaman dari orang yang sudah menjajal selama beberapa waktu sebelumnya sehingga bisa diasumsikan pendapatnya akan berbobot untuk tahu apa kelebihan maupun kekurangan, dan apakah ini produk yang tepat untuk kita sebagai calon pembeli.
Berbagi Pengalaman
Review kini menjadi komponen penting dalam perjalanan konsumen dalam membeli barang atau jasa. Tidak hanya untuk smartphone seperti diceritakan sebelumnya, kita membeli mobil, produk kosmetik, makanan, kamar hotel, kafe yang baru buka, hingga makanan yang dibeli secara online dan sebagian baru tergerak setelah melihat video, gambar atau artikel review.
Melalui review, audiens bisa memasang ekspektasi dari barang atau jasa yang hendak mereka dapatkan, atau malah bisa menghindarkan dari kekecewaan kalau ternyata tidak sesuai dengan preferensi mereka. Dan karena review dilakukan bukan oleh pemilik usahanya langsung, terasa lebih “jujur” karena kita semua tahu apabila pemilik usaha atau brand membuat review, dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuat produknya layak dibeli sehingga tidak ada bedanya dengan iklan.

Pemilik usaha pun juga makin sadar akan pentingnya review, terlebih dengan media sosial yang memberi panggung untuk siapapun dan kesempatan untuk menjangkau audiens dari mana saja. Review yang positif tentu akan membuka pintu bagi konsumen yang berduyun-duyun membeli, dan sebaliknya review yang negatif bisa jadi mimpi buruk yang membuat target penjualan gagal tercapai.
Salah satunya adalah Keith Lee. Dia adalah seorang content creator di Tiktok yang membagikan review makanan dari usaha-usaha kecil di daerah Las Vegas, Amerika Serikat, sekitar rumahnya. Dia akan membeli untuk dibawa pulang, dirasakan di depan kamera, beri skor 1-10 dan bercerita tentang pengalamannya selama menjadi konsumen.
Saat ini, dia menjadi reviewer makanan yang penting di Tiktok, digandeng brand seperti Chipotle untuk memperkenalkan menu baru, dan dalam proses untuk berkolaborasi bersama MrBeast, salah satu youtuber prominen yang tertarik setelah melihat konten-kontennya.
Kalau kita mengakses semua media, pasti akan menemukan review: baik itu di media massa maupun media sosial. Jeleknya: kita seperti dibombardir tawaran untuk mencoba barang atau jasa yang baru, tapi sisi positifnya adalah begitu mudah untuk mendapatkan rekomendasi untuk setiap rencana konsumsi kita. Tinggal terhubung dengan internet dan konten review selalu ada di mana saja.
Kita sekarang secara tidak sadar sudah memiliki sosok-sosok yang komentar atau rekomendasinya akan ditangapi dengan serius. Mereka yang menyarankan untuk mempertimbangkan produk ini karena kelebihannya sesuai dengan kebutuhan, atau mengingatkan bahwa ada sejumlah catatan yang perlu dipikirkan matang-matang. Reviewer kini menjadi pihak yang perannya krusial dalam urusan kita dalam mengelola informasi dan mengambil keputusan dari sana.

Kabar baiknya, semua bisa jadi reviewer!
Saya
Nantikan bagian kedua dari seri tulisan ini untuk tahu lebih banyak tentang menjadi reviewer.
Sedikit penjelasan: Saya adalah mantan jurnalis dan mantan PR dari sebuah brand smartphone dari China yang diawali huruf X (Yakali Xamxung). Saya menulis sejumlah review produk teknologi serta wisata pada media saya dulu, sebuah koran berbahasa Indonesia terbesar di dunia yang huruf depannya adalah H (harian). Begitu pula saat bekerja sebagai PR brand smartphone, review produk adalah satu hal yang menjadi fokus pekerjaan saya.