Kalau bisa saya bantu, akan saya bantu
Itu adalah semboyan saya selama tahun 2019. Segala ajakan untuk terlibat sebagai pembicara atau semacamnya akan langsung saya iyakan asalkan tidak bentrok dengan kesibukan di kantor.
Kenapa? Karena saya sadar bahwa ini cara terbaik menambah jam terbang untuk berbicara di depan umum. Percayalah, dua tahun sebelumnya anda tidak akan pernah melihat saya berbicara dengan sorot mata orang lain mengelilingi. Apalagi saat berbicara empat mata, teknisnya dua mata, karena saya tidak pernah melihat mata lawan bicara.
Sedikit atau banyak, saya belajar untuk berbicara di muka umum karena semboyan tadi. Memaksakan diri keluar dari zona nyaman atau “tempurung” yang selama ini didiami. Saya keburu takut dengan kegagalan, meyakini bahwa pasti saya akan bikin malu sendiri, pasti mengundang tawa dan cemooh.
Dan saya pun kemudian belajar bahwa hidup adalah membuat kesalahan dan belajar darinya. Tidak ada orang yang ahli begitu lahir, semua diawali dengan latihan, ada yang cepat dan ada yang butuh proses. Benang merahnya: semua mau mengawali.
Terima kasih kepada mereka yang percaya, entah tahu hasilnya seperti apa, karena kesempatan tersebut membuat saya menjadi orang yang lebih baik.

Gambar di atas adalah momen pertama saya berbicara di muka umum tahun 2016, di tengah perhelatan Gerakan 1000 Startup di Jakarta. Saya diajak terlibat oleh salah satu perintisnya, Yansen Kamto, untuk menjadi moderator.
Awalnya saya ragu, saya tidak punya keahlian apapun sebelumnya, kekhawatiran kembali muncul bahwa saya akan bikin masalah dan merusak acara. Namun saya menangkap kepercayaan dari Yansen untuk terus maju. Dan saya saat itu berkata pada diri sendiri:
Coba saja. Akui saja bahwa besok mungkin penampilanmu jelek, tapi setidaknya kamu memulai.

Saya pun belajar bahwa di luar zona nyaman ada perasaan tidak enak, canggung, malu, khawatir, hingga takut. Tapi di luar sana, ada begitu banyak hal yang bisa dipergunakan sebagai cara untuk memperkaya diri (secara batiniah maupun keahlian hidup). Saya mendapatkan makna dan fungsi baru berkat keputusan saya untuk membuka diri terhadap tantangan baru.

Bagaimana sekarang?
Masih dalam tahap belajar tapi setidaknya saya sudah belajar untuk menyalurkan ketakutan dan kekhawatiran sebagai energi dan rasa penasaran terhadap hal baru. Melihat kebelakang, membuka diri terhadap tantangan seperti ini ternyata menjadi keputusan terbaik dalam hidup.
Pada tahun 2019, saya pun berjanji untuk tidak melewatkan kesempatan kolaborasi yang datang. Buat saya, semua sesi adalah kesempatan untuk tumbuh dan belajar hal yang baru.

Dan ini baru bulan Agustus 2019, mari berkolaborasi.