Elon Musk bergerak cepat sejak dia mengambil alih Twitter, langkah pertama adalah menurunkan jajaran petinggi termasuk mengumumkan tentang arah baru Twitter yang menurutnya akan lebih memberi kebebasan bicara. Satu hal yang ramai diperbincangkan sejak dia masuk ke lingkaran kekuasaan platform ini adalah wacana untuk menerapkan biaya langganan untuk status verified hingga $20 per bulan!

Selama ini, tanda centang memiliki obyektif lain yakni verifikasi identitas dari pengguna media sosial. Artinya kalau ada beberapa akun yang memiliki username joko_widodo, jokowido2, jokowidodoreal, jokowi atau jokowidodo, kita akan segera tahu bahwa akun yang dikelola Presiden RI adalah @jokowi dari centang biru di samping namanya. Akun yang terverifikasi juga membantu platform dan pengguna lainnya dari bahaya misinformasi karena kita semua tahu, siapa pun bisa menjadi identitas apapun di media sosial. Tanda centang menjadi panduan kepada akun yang bisa dimintai akuntabilitasnya dari setiap unggahan.
Itulah cara saya memaknai akun terverifikasi tidak hanya di Twitter tapi juga platform lainnya. Dan sangat jelas bahwa Elon memiliki cara pandang yang berbeda, bisa dilihat pada cuitannya hari ini dimana dia memperjelas maksud dari inisiatif membebankan biaya berlangganan. Kali ini turun menjadi $8 per bulan.

Dalam utas yang dia buat, Elon mengawali bahwa dia melihat sistem akun terverifikasi yang diterapkan rezim sebelumnya sebagai bentuk kelas-kelas, mereka yang punya centang biru adalah orang yang punya keistimewaan atau jalur orang dalam sementara sisanya adalah jelata. Dengan memperkenalkan rate $8 per bulan, dia ingin mendobrak sistem tersebut.
Elon pun melanjutkan dengan penjabaran tarif $8 per bulan yang tidak diterapkan flat tapi akan berfluktuasi di setiap negara mengikuti daya belinya. Dilanjutkan lagi dengan sejumlah manfaat bila seseorang memiliki centang terverifikasi:
- prioritas dalam reply, mention dan search
- bisa post video & audio panjang
- iklan lebih sedikit
- bypass paywall untuk penyedia layanan yang bekerja sama
Kalau memang akun tersebut dikelola oleh selebritis, politisi atau figur publik lainnya, akan muncul tag di bawah username-nya. Strategi ini yang dipakai Elon untuk mengakui para pesohor tersebut.
Lebih lanjut lagi, Elon menjelaskan bahwa pemasukan dari ini semua bisa dialihkan untuk skema hadiah kepada creator di Twitter.
Patut dicoba
Langkah Elon memang melawan arus. Di tengah platform media sosial yang berperang melawan misinformasi dengan pemberian status verifikasi secara hati-hati hingga memberi peran kepada komisi khusus yang menjadi “arbiters of truth”, pengusaha ini datang dengan pendekatan yang sangat “pasar bebas” dengan membebaskan siapa pun untuk bisa mengakses status centang biru dan mendapatkan manfaatnya.
Bagi saya, strategi tersebut patut dicoba. Lagi pula pengguna lain tidak bisa atau sulit membalikkan keputusan tersebut.

Kita patut berharap langkah ini menjadi pendobrak dari industri media sosial agar berevolusi menjadi sesuatu yang baru. Beberapa manfaat yang dia jelaskan sebelumnya merupakan kabar baik bagi pengelola layanan berbayar yang bisa menambah jumlah pengguna secara signifikan dari akun centang biru. Twitter dapat duit, pengelola juga. Win-win.
Yang menarik tentu adalah dinamika penyebaran informasi apabila akun centang biru dapat jalur bebas dan visibility tambahan. Saya penasaran melihat bagaimana ini dijalankan pada masa Pilpres 2024 mendatang. Atau setidaknya bagaimana brand menjalankan campaign marketing mereka.
Tentu saja banyak kekhawatiran bahwa keputusan Elon seolah membuka pintu dan membiarkan air bah berisi hoax, ujaran kebencian, dan misinformasi menyerbu masuk. Akan banyak orang yang kecewa dan meninggalkan platform, menyisakan Twitter sebagai social bubble sendiri.
Kalau berhasil, eksperimen Twitter akan menjadi preseden yang akan dijiplak oleh pengelola media sosial lainnya, sebuah disrupsi telah tercipta. Atau lebih parah lagi, taruhan Elon gagal dan Twitter tidak menghasilkan kinerja finansial yang diharapkan yang berujung keputusan drastis seperti Twitter dijual atau tutup sama sekali.
Ini adalah jalan terjal yang harus dilalui Twitter atas arahan nakhoda barunya, Elon Musk.
disclaimer: hanya untuk menjelaskan posisi saya di dalam dialog ini, saya adalah pemilik akun verified di Twitter dan belum berencana untuk menyisihkan dana untuk membayar bulanan.
