Serial The Umbrella Academy kembali hadir dengan resep yang sama dari dua musim sebelumnya: satu keluarga pahlawan super yang harus mencegah datangnya kiamat sembari menjahit kebersamaan mereka yang bisa dengan mudah sobek kembali sewaktu-waktu. Rumusnya sama, tapi serial “The Umbrella Academy” musim ini menawarkan pertunjukan yang lebih edan-edanan melibatkan (lagi-lagi) kiamat, keluarga yang disfungsi (dikali dua), joget, karaoke dengan suara pas-pasan, tragedi, komedi, transisi gender, darah, dan salah paham. Pokoknya edan.
Adegan pembuka musim ketiga langsung melanjutkan dari episode pamungkas musim kedua sewaktu mereka berhasil kabur dari masa lalu di kota Dallas tahun 60-an untuk mencegah terjadinya kiamat dan konfrontasi pamungkas dengan organisasi pengendali waktu “The Commission”.
Enam bersaudara: One, Two, Three, Four, Five, dan Seven kembali ke masa kini hanya untuk menyadari bahwa rumah yang sebelumnya menaungi Umbrella Academy kini diisi oleh tujuh anak berkekuatan super lainnya dengan nama Sparrow Academy. Tokoh Reginald Hargreeves yang meninggal di musim pertama ternyata tetap hidup. Kejutan lainnya, Six yang selama dua musim diceritakan sudah meninggal dan menjadi hantu kini bisa dijumpai dalam keadaan sehat walafiat tapi tidak lagi mengenali mereka.
Episode pertama musim ketiga dibuka dengan perkenalan dua keluarga tersebut dengan hasil akhir yang kurang berpihak pada Umbrella Academy, mereka babak belur berhadapan dengan Sparrow Academy yang lebih terkomando oleh One versi mereka.
Tidak perlu membuang waktu, pada episode pertama juga langsung diperkenalkan “kiamat” yang harus mereka hadapi yakni kugelblitz yang diterjemahkan “bola cahaya” yang menelan alam semesta secara perlahan. Mereka harus mengesampingkan perbedaan antara keluarga maupun di dalam keluarga, termasuk hubungan mereka dengan sang ayah. Musim ketiga ini seolah menjadi kesempatan bagi keluarga Umbrella untuk berinteraksi dengan ayah mereka karena di dunia mereka, Reginald Hargreeves bunuh diri sehingga mereka tidak sempat menyelesaikan uneg-uneg mereka.
Dengan durasi sepuluh episode, The Umbrella Academy hadir dengan resep yang sama seperti musim sebelumnya: humor, pilihan musik, serta cerita yang liar. Mereka yang biasa menonton serial atau film mengenai adiwira alias superhero wajib untuk mengatur ekspektasi mereka karena serial The Umbrella Academy banyak menawarkan drama dan akrobat sains fiksi dalam ceritanya.
Diadaptasi dari komik berjudul sama yang naskahnya ditulis Gerard Way (vokalis My Chemical Romance), serta digambar oleh Gabriel Ba, serial The Umbrella Academy hanya mengambil sejumlah referensi dan plot penting tanpa harus mengikuti sepenuhnya. Hal itu merupakan keputusan yang cukup strategis untuk bisa menyajikan serial yang bisa dikonsumsi pada layanan streaming Netflix.
Famili Disfungsi
Baik Umbrella Academy maupun Sparrow Academy bukanlah kumpulan saudara kandung, melainkan anak-anak yang lahir pada tanggal yang sama dengan kekuatan supernya masing-masing. Dikisahkan bahwa sebanyak 43 anak lahir secara berbarengan pada tanggal 1 Oktober 1989 secara misterius. Tujuh dari mereka diasuh oleh Reginald Hargreeves untuk menjadi tim pahlawan super.
Para saudara besar dan tumbuh dengan kebencian terhadap ayah mereka dan makin terpisah satu sama lain karena perbedaan, tidak jarang berakhir ke adu mulut sampai adu fisik. One, atau bernama Luther, tidak bisa menjadi pemimpin untuk keluarga mereka karena masing-masing punya cara sendiri dalam menentukan apa yang terbaik bagi keluarga Umbrella Academy.
Keluarga yang renggang inilah dipaksa untuk bersatu dan mengelak dari kiamat untuk kemudian terpisah lagi, bersatu lagi dan mengelak kiamat, seperti dua musim sebelumnya.
Pada musim ketiga, hubungan saudara yang diasumsikan sudah mencapai titik harmonis kembali tergoncang karena masuknya faktor-faktor eksternal seperti tokoh Lila yang menjadi pasangan Diego, tokoh Harlan yang masih terkait dengan Vanya pada musim kedua, serta kehadiran Reginald Hargreeves.
Itulah kenapa, sepanjang serial ini kita akan disuguhi dialog antarpemain yang berusaha untuk saling memahami kepentingan dan tujuannya masing-masing.Tidak jarang, konflik muncul karena kepentingan yang saling bertolak belakang, salah paham karena salah satu dari mereka mengambil inisiatif atas nama keluarga, atau memang mereka punya kepribadian yang kerap mengundang keributan saja. Tapi di tengah keributan itu, mereka selalu punya waktu untuk tertawa dan bersenang-senang bersama layaknya sebuah keluarga yang harmonis.
Yang menarik, dinamika tersebut justru membuat Umbrella Academy lebih unggul dari Sparrow Academy yang sangat kaku dalam menerapkan rantai komando, terlebih terdapat perebutan kekuasaan menjadi nomor satu di sana.
Inilah resep utama dari serial “The Umbrella Academy” yang dipertahankan selama tiga musim, akan terlihat monoton dan “gini-gini” aja bagi penonton kebanyakan, terlebih kalau punya ekspektasi seperti serial Marvel.
Sosok Reginald menjadi strategis dalam membangun karakter para tokoh superhero ini. Perannya yang buruk sebagai orang tua menjadikan anak-anaknya trauma dan menjadi “bom waktu” berjalan dengan segala permasalahannya. Dia juga tidak segan untuk memanfaatkan anaknya, hidup atau mati, untuk bisa menyukseskan agendanya yang celakanya hanya bisa disadari saat semua sudah terlambat.
Musim ketiga menjadi pamungkas yang mengurai simpul-simpul yang tersisa pada dua musim sebelumnya. Three alias Allison yang harus menanggung kemarahan karena dua kali tercerabut dari orang yang tersayang, Seven yang ingin mendapatkan kasih sayang dari keluarganya, serta Four atau Klaus yang berdamai dengan kekuatannya serta masa lalunya. Namun jangan khawatir, begitu tiba pada adegan penutup, sudah dipersiapkan sejumlah keruwetan dan teka-teki baru yang akan dipersiapkan untuk musim keempat. Ya, The Umbrella Academy akan dilanjutkan tahun depan menurut produsernya.
Transisi Vanya ke Viktor
Satu hal yang mengundang rasa penasaran sebelum menyaksikan musim ketiga serial ini adalah tokoh Seven yang bernama Vanya. Pada dua musim awal, tokoh tersebut diperankan oleh aktris Ellen Page tapi pada Desember 2020 dia mengumumkan bahwa dia menjadi transgender namanya kini menjadi Elliot Page, beberapa bulan setelah musim kedua tayang pada bulan Juli 2020.
Pertanyaan dalam hati yang muncul, bagaimana tokoh Vanya Hargreeves yang sebelumnya dimainkan Ellen Page kini menjadi Elliot Page. Dan ternyata eksekusinya cukup menarik disimak.
Pada episode kedua, tokoh Vanya mengumumkan bahwa kini dia bernama Viktor, dari perempuan menjadi pria. Pengumuman tersebut dilakukan di depan keluarganya dan mendapatkan dukungan penuh. Anggota keluarga yang lain menyambut apapun yang dia putuskan. Setelah itu, cerita pun bergulir seperti biasa dan tokohnya resmi disebut sebagai Viktor dengan “he” untuk merujuk dia yang laki-laki.
Menyimak wawancara pencipta serial, Steve Blackman dengan Men’s Health, dia menjelaskan komunikasi dengan Elliot Page untuk mengumumkan keputusannya. Awalnya dia tidak keberatan untuk tetap memerankan Vanya, tapi dia juga tidak masalah kalau karakternya juga bertransisi menjadi pria.
Sadar bahwa ini adalah isu yang cukup sensitif, Blackman pun bekerja sama dengan organisasi Gay & Lesbian Alliance Against Defamation (GLAAD) yang memiliki kepedulian terhadap penggambaran kaum LGBT di industri hiburan. Melalui koneksi tersebut, Blackman terhubung dengan penulis cerita yang juga seorang trans, untuk menyusun naskah agar adegan tersebut terlihat otentik, sensitif, tapi tidak harus mengalihkan cerita.
Naskah yang disusun pun dikirimkan ke Elliot dan dia balik merespon “it was beautiful”. Naskah yang disiapkan bersama itu punya pesan bahwa kamu bisa menjadi seorang trans dan diterima oleh seluruh anggota keluarga. Cerita pun bergulir kembali dengan tokoh Viktor sebagai saudara di Umbrella Academy.
Tidak Setia pada Komik
The Umbrella Academy memang diadaptasi dari komik hanya dari detail-detail tertentu saja hingga pada satu titik mereka sudah bisa menjadi karya yang berdiri sendiri. Beberapa poin yang diambil seperti perjalanan ke Vietnam tahun 60-an, begitu pula dengan Dallas pada dekade yang sama. Hanya saja, eksekusinya juga jauh berbeda.
Dalam serial ini, hampir tidak ditemukan penjahat super seperti di komik. Ada tokoh antagonis tapi mereka tidak memiliki relasi dengan cerita yang ada di dalam komik seperti duo Swedia pada musim kedua. Kalau memutuskan ikut komik, serial The Umbrella Academy akan jauh lebih liar dari sekarang. Lihat saja, edisi komik pertama sudah menempatkan para tokoh utama harus bertarung di Menara Eiffel yang diakhiri Menara Eiffel meluncur ke angkasa.
Ada organisasi The Commission di serial ini, yang sedikit banyak menyerupai Temps Aeternalis pada komik. Hotel Obsidian yang menjadi lokasi penting pada musim ketiga sedikit banyak terinspirasi Hotel Oblivion yang ada di dalam komik. Bedanya, hotel tersebut menjadi penjara bagi penjahat super yang dibuat oleh Reginald Hargreeves. Meski beda nama, ada penyebutan “Oblivion” di dalam musim ketiga ini.
Hiburan
The Umbrella Academy yang hadir dengan segala kegilaannya, mampu menjadi tontonan yang menghibur bagi pelanggan Netflix. Kalau kita bisa menyesuaikan ekspektasi, kita akan mendapati momen getir yang bisa mengundang tawa, serta ikut terharu di tengah perkelahian antar saudara.
Musik-nya pun menjadi salah satu kelebihan, menawarkan pilihan lagu yang cukup segar. Misalnya lagu Hello berbahasa Swedia yang diputar pada musim kedua, atau cover lagu “Teenage Dreams” pada musim ketiga. Paling kocak adalah Reginald yang ikut bernyanyi Ride Wit Me yang dibawakan oleh Nelly.
Sebagai tontonan sains fiksi, The Umbrella Academy menawarkan teka-teki, misteri, yang memberikan ganjaran pada episode akhir. Tentu saja, kalau kita bisa selamat dari rasa bosan pada episode awal karena melihat para saudara bertengkar satu sama lain.
Inilah keluarga amburadul yang bisa menyelamatkan keadaan.